Ketenaran Jepang sebagai produsen utama teh hijua dunia sudah tidak diragukan lagi keabsahannya. Namun perlahan tapi pasti, predikat itu sudah mulai luntur. Tidak kurang dari 200 produsen teh hijau kini mulai meninggalkan teh hijau dan beralih ke teh hitam. Mengapa hal ini bisa terjadi? Tulisan ini akan mengulas secara singkat alasan mengapa mereka mulai berbondong-bondong mengolah teh hitam yang mereka yakini mampu memberikan manfaat lebih bagi kesehatan.
Sejarah Teh Hitam di Jepang
Abad ke-12 setelah masehi, Jepang belajar ke China bagaimana menanan dan mengolah teh hijau. Pada abad ke 19 pemerintah Jepang memutuskan untuk meningkatkan nilai tambah ekspornya melalui sutra dan teh. Melihat keberhasilan China, India dan Srilanka yang mengekspor teh hitam ke Amerika dan Eropa, terutama Inggris. Jepang pun kembali mengirim orang nya ke China untuk belajar mengolah teh hitam serta ke India untuk mengambil biji teh asal Assamica. Namun, iklim di Jepang ternyata tidak bersahabat dengan Assamica. Tahun 1901 Pusat Penelitian Teh di Makurazaki melakukan penelitian untuk menghasilkan tanaman teh yang cocok untuk teh hitam. Hal senada juga dilakukan Kogoshima Prefectural Institute for Agricultural Development pada tahun 1929. Bahkan mereka didukung penuh oleh Departemen Pertaniannya Jepang. Kerjasama ini berlangsung hingga tahun 1939. Pada tahun 1946 penelitian pemuliaan tanaman untuk teh hitam dihentikan. Makurazaki Experiment Station yang dibentuk tahun 1901 akhirnya harus ditutup juga pada tahun 1980 karena sejak tahun 1970 produsen teh lokal Jepang beralih dari teh hitam ke teh hijau hingga tahun 2000. Teh hitam akhirnya diimpor dari Inggris atau langsung dari India, Srilanka, China dan bahkan Indonesia meski dalam jumlah yang tidak terlalu banyak.
Sejak tahun 2000 banyak pengusaha yang mencoba memulai kembali untuk mengolah teh hitam. Ternyata kenyataan ini menjadikan para pengusaha teh hitam Jepang ini mulai mahir dalam mengolah teh hitam. Tahun 2007 teh hitam Jepang meraih dua penghargaan emas di Britain’s Great Taste Award. Bahkan dua tahun kemudian, tepatnya tahun 2009, teh hitam Jepang meraih tiga penghargaan emas di ajang yang sama. Kenyataan inilah yang menjadikan pengusaha teh hitam Jepang semakin “pede” untuk terus menjadikan teh hitam sebagai produk utama mereka.
Mengapa Teh Hitam?
Setidaknya ada tiga alasan yang mendasari mengapa para pengusaha mulai beralih ke teh hitam. Pertama, meningkatnya konsumsi teh hijau dalam kemasan ternyata menurukan konsumsi teh secara nasional di Jepang. Hal ini sangat dimungkinkan mengingat untuk minuman dalam kemasan, teh bukanlah faktor yang paling menonjol. Komponen utamanya adalah air; kedua, rendahnya harga teh hijau terutama teh hijau yang dihasilkan dari pemanenan kedua dan ketiga saat late spring and summer; ketiga: meningkatnya perhatian terhadap pemanis sebagai bahan tambahan pangan juga menjadi penyebab perubahan pola konsumsi teh. Teh hitam lebih cocok diberi pemanis dibandingkan dengan teh hijau.