Mengingat osteoporosis merupakan penyakit yang cukup dominan pada kaum wanita yang tidak bukan adalah mayoritas penghuni bumi ini, maka penelitian-penelitian yang mengarah pada penghambatan penyakit ini dinilai sangat bermanfaat. Berdasarkan data analisis beberapa penelitian penyerapan tulang pada hewan percobaan, teh secara gemilang berhasil mengurangi tingginya penyerapan penyebab kehilangan massa tulang yang berlebihan. Studi epdemiologi pada populasi manusia mendukung hasil riset pada hewan coba diatas. Diakui dalam penelitian ini, teh telah teridentifikasi oleh Mediterranean Osteoporosis Study sebagai faktor pelindung yang sangat potensial terhadap osteoporosis.
Teh juga memberikan harapan bagi penderita masalah tulang lainnya, osteogenesis imperfecta (OI). Penyakit OI ini merupakan penyakit yang relatif langka, dimana tulang secara tidak normal rapuh dan mudah patah. Dr. G. Cetta dari Jurusan Biokimia, Univerita di Pavia, Italy menyatakanan bahwa suplementasi teh mampu meningkatkan struktur dan meningkatkan fungsi tulang rawan pada pasien penderita OI.
Pada penelitian sejenis, empat orang gadis belia, berumur empat hingga dua belas tahun yang mengalami penyakit OI ini dibantu proses penyembuhannya dengan pemberian teh selama lebih dari satu bulan. Hasilnya? Resiko patah tulang berkurang secara signifikan. Hasil mikroskopis pada tulang mereka menunjukkan bahwa banyak parameter tulang yang awalnya tidak normal menjadi normal kembali. Meski masih memerlukan penelitian lebih lanjut, studi kasus ini sangat menjanjikan.