Teh telah menjadi minuman populer di dunia setelah air mineral. Sejak pertama kali ditemukan, sekitar 2700 SM, minuman teh merupakan salah satu minuman tertua di Dunia. Saat ini ketersedian teh untuk dikonsumsi dapat diperoleh dalam berbagai macam ragam jenis dan bentuk. Banyaknya ragam jenis dan bentuk ketersediaan teh mampu meningkatkan konsumsi teh di dunia sebesar 5% dari 4,62 juta ton ditahun 2012 menjadi 4,84 juta ton ditahun 2013. The Economist Intelligence Unitmemprediksi adanya peningkatan konsumsi teh global pada kisaran 5% ditahun 2016. Peningkatan konsumsi teh secara global dipengaruhi penguatan ekonomi di China dan India sebagai salah satu pasar teh terbesar di Dunia dan juga peningkatan pendapatan perkapita di setiap negara. Peningkatan konsumsi teh secara global diharapkan turut berdampak terhadap harga komoditas teh dipasaran internasional maupun pasar nasional.
Namun sayangnya, peningkatan konsumsi teh secara global tidak berbanding lurus dengan harga teh di tahun 2015. Berdasarkan data dari Bank Dunia. pada kuartal pertama 2015 tercatat rerata harga teh hitam adalah 2,43 $/kg paling rendah dibandingkan pada kuartal pertama 2014 dan kuartal akhir 2014 yang berkisar 2,80 dan 2,64 $/kg.Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa Rerata harga teh dari 3 badan lelang (Colombo, Kolkata, Mombasa) di Tahun 2015 adalah yang terendah dibandingkan pada tahun tahun sebelumnya. pada tahun 2015 rerata harga teh tercatat hanya 2,70 $/kg lebih rendah $ 0,02 & $ 0,16 dibandingkan tahun 2014 dan 2013. Banyak faktor penyebab turunya harga teh di dunia salah satunya terkait dengan turunya jumlah produksi teh diberbagai negara penghasil teh akibat permasalahan perubahan cuaca, konflik domestik di negara tujuan ekspor dan regulasi perdagangan.
Indonesia termasuk negara ke 7 sebagai produsen teh di Dunia turut merasakan dampak terhadap rendahnya harga teh dunia. kisaran harga teh hitam yang tercatat di KBP Nusantara berkisar antara 1,5-1,7 $/kg. Murahnya harga teh di Indonesia dikarenakan banyak teh hitam di Indonesia dijual atau diekspor dalam keadaan tanpa merek. Pada Q1 & Q2 2015 Jakarta Tea Auctionmencatatkan rerata harga teh hitam mengalami penurunan yang signifikan meskipun harga teh hitam CTC terkerek naik. Rendahnya harga teh hitam Ortodok bisa disebabkan rendahnya kualitas seduhan dan rasa selama tingginya curah hujan serta adanya surplus produksi. Pada Q3 & Q4 2015 harga teh hitam ortodok mengalami peningkatan signifikan terkait sedikitnya jumlah produksi akbiat kondisi iklim dan adanya peningkatan kualitas liqour teh.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, Rusia merupakan negara tujuan utama ekspor teh Indonesia dengan neraca ekspor pada tahun 2014 sebesar 9000 Ton. Permasalahan domestik yang terjadi antara Rusia terhadap Konflik global turut berdampak terhadap penurunan volume ekspor teh ke Negara Beruang Merah tersebut. Hal tersebut terlihat pada tahun 2010 volume ekspor teh Indonesia ke Rusia berkisar 17 ribu Ton dan terus mengalami penuruanan signifikan hingga menjadi 9 ribu ton ditahun 2014. Penurunan volume ekspor teh ke Rusia juga diakibatkan semakin meningkatnya volume ekpsor teh Sri Lanka ke Rusia.
Negara favorit sebagai tujuan ekspor teh Indonesia yang lainnya adalah Inggris, Pakistan, Amerika Serikat, jerman dan Malaysia dengan total nilai FOB sebesar US$ 47 juta. Sedangkan Uni Emirat Arab, Ukraina, Belanda dan Polandia menjadi negara lainnya untuk tujuan pasar teh Indonesia dengan jumlah kecil.
OUTLOOK 2016
Bank Dunia memprediksi harga teh akan lebih baik jika dibandingkan dengan tahun 2015. adanya peningkatan harga teh dunia pada tahun 2016 jika dibandingkan dengan tahun. Hal tersebut dikarenakan meningkatnya kesetimbangan antara supply dan demand dari teh hitam yaitu meningkatnya jumlah konsumsi dan meningktanya produksi teh hitam. FAO memprediksi terjadi peningktan produksi sebesar 2,9% setiap tahunnya hingga mencapai 4,17 juta ton pada tahun 2023. Namun peningkatan harga teh di tahun 2016 sepertinya sulit terjadi.
Sumber : World Bank.org
Situasi ekonomi makro dunia saat ini masih lesu. Hal itu terlihat dari turunnya harga minyak dunia pada titik yang sangat terendah pada akhir 2015. FAO telah melakukan studi dan mengkonfirmasikan bahwa adanya hubungan dampak harga minyak dunia terhadap harga teh. Selain itu, menurunnya nilai tukar uang Rubbel Rusia turut mendepriasi terhadap komoditas teh khususnya ekspor teh Indonesia. Dampaknya akan menghasilkan penurunan yang tajam terhadap pendapatan nasional secara signifikan, seandainya harga minyak dunia terus melemah hingga pertengahan tahun 2016.Hampir 70% hasil produksi teh indonesia di lempar ke pasar ekspor dunia.
Permasalahan perubahan iklim yang dialami pada perkebunan teh turut membawa dampak dan juga mesti diperhatikan. Musim kemarau panjang El nino yang terjadi pada Q3 dan Q4 2015 berpengaruh terhadap menurunya jumlah produksi teh secara drastis. Hal yang berbeda saat masa panen pucuk di musim hujan. Terjadinya over supply pada musim pucuk namun terjadi slower demand akan berdampak pada turunnya harga teh sebagai mana yang terjadi pada Q1 dan Q2-2015. Sehingga fluktuasi harga teh sepanjang tahun 2016 masih akan terjadi diakibatkan faktor tersebut. Hal tersebut harus diperhatikan pada tahun 2016 agar bisa membatasi dan menjaga harga teh tetap stabil.
*dirangkumkan dari berbagai sumber