Kina merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Selatan dan pernah menjadi primadona dunia. Namun, tidak banyak orang mengetahui apa itu tanaman Kina, terutama generasi muda milenial di Indonesia bahkan dunia.
Kina
Pada mulanya, Kina tumbuh di sepanjang gunung Andes dan masuk ke Indonesia pada tahun 1852. Sentra produksi kina di Indonesia adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatera Barat. Berdasarkan daerah asalnya, tanaman ini tumbuh pada ketinggian 1050 – 1500 meter diatas permukaan laut (mdpl). Di Indonesia tanaman ini biasanya ditanam pada ketinggian 800 - 2.000 mdpl.
Dok. Sarah Nurul Fajri
Kina, merupakan tanaman yang kaya manfaat. Dahulu, kina dimanfaatkan sebagai bahan obat untuk penyakit malaria. Namun, seiring berjalannya waktu, manfaat lain dari tanaman kina semakin tergali potensinya. Kulit kina banyak mengandung alkaloid-alkaloid yang berguna untuk bahan obat. Di antara alkaloid tersebut ada empat alkaloid yang dapat bermanfaat bagi manusia yaitu kinin, kinidin, sinkonin, dan sinkonidin.
Kini, kulit kina berfungsi sebagai depuratif, obat influenza, disentri, diare, mengatasi gangguan pembuluh darah, membantu pengobatan kanker, menyehatkan jantung, meredakan gangguan pencernaan, dan dapat pula menjadi tonik. Banyak manfaat dan potensi tanaman kina yang sebenarnya belum diketahui. Namun, saat ini kondisi tanaman dan perkebunan kina di Indonesia sangat memprihatinkan. Luas lahan yang terus menurun selama 20 tahun terakhir menyebabkan produksi dan pengelolaannya tidak lagi optimal. Area perkebunan kina di Kabupaten Bandung kini terpangkas 76 persen, saat ini hanya tersisa sekitar 339 ha.
Dok. Sarah Nurul Fajri
Membudidayakan tanaman kina memang bukan hal yang mudah. Selain bibit yang sulit di dapat, waktu panen yang mencapai lima hingga tujuh tahun setelah tanam, mulai dianggap tidak lagi prospektif secara bisnis. Bahkan banyak petani yang mengajukan diri untuk alihfungsi tanaman dan lebih tertarik menanam kopi. Lalu, bagaimana nasib kina di masa yang akan datang? Dalam hal ini, tentu saja bukan petani yang seharusnya menjawab pertanyaan tersebut.
Di Jawa Barat terdapat Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) yang berlokasi di Gambung, Desa Mekarsari, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung. Namun, tentu saja sebagai lembaga penelitian, PPTK tidak dapat bergerak sendiri untuk terus menggaungkan nama kina di nusantara. Peran pemerintah dalam hal ini sangat penting untuk mendukung keberlangsungan hidup tanaman kina di Indonesia. Alangkah indahnya jika pemerintah mengadakan program nasional untuk tanaman kina dan di dukung oleh hasil penelitian PPTK. Tidak hanya itu, peran stakeholder juga sangat penting, karena mereka adalah konsumen kulit kina terbesar. Oleh karena itu, untuk menyelamatkan kina, dibutuhkan kerjasama dari seluruh pihak.
Ditulis Oleh :
Sarah Nurul Fajri (Mahasiswa Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran)
Restu Wulansari (Peneliti Tanah dan Nutrisi Tanaman, Pusat Penelitian Teh dan Kina)
Daftar Pustaka:
Sultoni, A. 1995. Petunjuk Kultur Teknis Tanaman Kina. Asosiasi Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Indonesia. Pusat Penelitian Teh dan Kina Gambung. Jakarta, Februari 2000 Sumber : Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan, BAPPENAS Editor : Kemal Prihatman
Ghufron, M. dan D. Mardani. “Pohon Kina Nyaris Punah”. 5 Februari 2015. https://republika.co.id/berita/nasional/umum/12/05/18/m47orw-pohon-kina-nyaris-punah .
Ardia, H. “Kina, Komoditas Bersejarah yang Terancam”. 5 Februari 2019. http://bandung.bisnis.com/read/20160616/5/556496/kina-komoditas-bersejarah-yang-terancam .
Safitri, A. “Mengenal Pohon Kina, Tanaman Herbal dengan Segudang Manfaat”. 5 Februari 2019. https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/manfaat-pohon-kina/ .
Wiyanti, W. “Infografis: Fakta Seputar Malaria di Indonesia”. 5 Februari 2019. https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-3989706/infografis-fakta-seputar-malaria-di-indonesia .