Pemetikan
Dok. Ifan Primadiyono
Kesegaran dibalik secangkir teh yang kita nikmati setiap hari, ternyata memiliki rahasia. Kunci dalam memperoleh teh yang berkualitas berasal dari teknik pemetikan pucuk yang baik dan benar. Proses pemetikan bukanlah proses yang sembarangan. Hanya tangan-tangan terampil lah yang mampu memetik pucuk daun teh terbaik.
Pemetikan merupakan kegiatan untuk memanen daun teh segar. Kegiatan tersebut berupa pengambilan pucuk daun teh yang memenuhi syarat pengolahan. Pemetikan adalah proses yang sangat penting karena menentukan mutu dan kualitas dari produk teh yang akan dihasilkan. Untuk menghasilkan teh dengan kualitas tinggi, maka diperlukan pucuk dengan jenis petikan medium. Kualitas petikan medium terdiri dari 70% pucuk medium (Peko + 3 daun muda, Peko + 2 daun, dan Burung + 3 daun muda).
Selain untuk diolah menjadi teh, pemetikan juga berfungsi untuk membentuk kondisi tanaman agar mampu berproduksi tinggi secara berkesinambungan. Di sisi lain, peningkatan hasil tanaman ditentukan oleh kecepatan proses biologis yang berlangsung pada tanaman. Hal ini tentu saja dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan terpenuhinya input faktor.
Pada awalnya, pemetikan teh dilakukan secara manual yaitu dengan menggunakan tangan. Namun, seiring dengan keterbatasan tenaga pemetik, kini berkembang teknik pemetikan semi mekanis dan mekanis. Namun, pada kesempatan kali ini, pemetikan yang akan diulas adalah pemetikan semi mekanis.
Gunting Petik
Pemetikan semi mekanis dilakukan menggunakan gunting petik. Pada prinsipnya, pemetikan dengan gunting juga harus dilakukan secara “imeut” atau teliti untuk tetap menjaga kualitas teh yang dihasilkan. Saat ini, pemetikan menggunakan gunting dianggap lebih efektif dan efisien jika dibandingkan dengan pemetikan manual. Penggunaan gunting petik sudah banyak digunakan oleh tenaga pemetik di perkebunan teh.
Salah satu teknik pemetikan dengan gunting adalah pemetikan rata yang bertujuan untuk meratakan bidang petik sehingga pertumbuhan tunasnya seragam. Selain untuk mengatasi masalah kelangkaan tenaga kerja, dapat juga mengoptimalkan produksi pucuk jika dibandingkan secara manual dengan menggunakan tangan. Presentase daun yang terpetik 76,25% lebih besar jika dibandingkan dengan cara manual. Pemetikan manual menghasilkan mutu pucuk peko 44,99%, sedangkan menggunakan gunting diperoleh mutu pucuk peko sebesar 46,14 %.
Gunting Petik
Dok. Ifan Primadiyono
Mekanisasi pemetikan dengan gunting (semi mekanis) merupakan salah satu alternatif yang dilakukan untuk mengatasi masalah tenaga kerja. Selain itu, penggunaan gunting petik dapat meningkatkan prestasi petik dan mutu pucuk yang dihasilkan. Namun, keterampilan pemetik dalam menggunakan gunting petik menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi hasil petikan. Pemetikan yang ideal dapat tercapai jika keterampilan pemetik, kondisi lingkungan, dan kondisi tanaman yang optimum terpenuhi. Oleh karena itu, diperlukan pemetik yang terampil agar produksi pucuk teh tetap berkelanjutan.
Ditulis oleh :
Ifan Primadiyono (Mahasiswa Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Negeri Sebelas Maret)
Muthia Syafika Haq (Peneliti Agronomi, Pusat Penelitian Teh dan Kina)
Daftar Pustaka :
Abas, T., Astika, W., Djohan, E., Sabur, A.M., Wardyatmo., Sutrisno dan Sudjatmoko. 2002. Pemetikan teh rakyat secara mekanis. Laporan Hasil Penelitian PPTK Gambung. 2002. Kebun Percobaan Gambung.
Gandi, M. A. 2002. Dasar-dasar Budidaya Teh. Jakarta(ID): Penebar Swadaya.
Herawati, H dan Nurawan A. 2009. Pengkajian penggunaan gunting petik pada komoditas teh di Kecamatan Cikalong Wetan-Kabupaten Bandung. Agritech. 29(1): 47-52.
Setyamidjaja, D. 2010. Teh : Budidaya dan pengolahan pascapanen. Yogyakarta (ID): Kanisius.
Tobroni, M dan Hikmat, M. 2003. Pengaruh umur pangkasan dan cara pemetikan terhadap kadar pati dalam akar dan produksi teh asal biji. Warta BPTK. 13(2): 37-44.