Penulis

Erdiansyah Rezamela (1)

Santi Rosniawaty (2)

Cucu Suherman (2)

___________________________

Pusat Penelitian Teh dan Kina

Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Publikasi Original

Full Paper

Respons Pertumbuhan Bibit Setek Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) Klon GMB7 pada Berbagai Interval Penyiraman

Jurnal Agrikultura 2020, 31(3): 263-272. ISSN 0853-2885

doi:

10.24198/agrikultura.v31i3.29192


Respon Pertumbuhan Bibit Teh Terhadap Cekaman Air

28 Januari 2021

Cekaman kekeringan akan menyebabkan penurunan kadar air tanah (Kartawijaya, 1992). Pada tanaman teh, penurunan kadar air tanah di bawah 15% akan berdampak terhadap defisit air pada tanaman (Dalimoenthe & Rachmiati, 2009; Maritim et al., 2015). Penurunan kadar lengas tanah mengakibatkan menurunannya kandungan air relatif dalam daun (Setyawan et al., 2013) Kandungan air dalam daun berkorelasi negatif dengan interval penyiraman, semakin panjang interval penyiraman artinya semakin lama tanaman tidak mendapatkan pasokan air semakin rendah kandungan air dalam tanaman tersebut (Setyawan et al., 2013)

Cekaman kekeringan mengakibatkan penurunan laju fotosintesis bersih yang akan mengakibatkan penghambatan pertumbuhan (Osakabe et al., 2014; Maritim et al., 2015). Dampak kekeringan secara bertahap terhadap pertumbuhan tanaman teh yang dapat dilihat dengan kasat mata bermula pada tahap layu sementara, layu permanen, didukung suhu udara dan kelembaban yang tinggi akan mengakibatkan gugur daun, kering pucuk dan ranting muda hingga mengakibatkan kematian pada tanaman (Sukasman, 1992).

Untuk mengetahui respons pertumbuhan bibit teh terhadap cekaman kekeringan dan mencari interval penyiraman yang ideal bagi pertumbuhan bibit teh, telah dilakukan penelitian di Pusat Penelitian Teh dan Kina, Gambung Jawa Barat berada pada ketinggian ±1.350 m di atas permukaan laut (dpl)

Interval penyiraman berpengaruh nyata terhadap root shoot ratio, berat kering tajuk, jumlah dan luas daun bibit teh klon GMB 7. Interval penyiraman 6 hari sekali dengan volume air sesuai dengan volume yang dibutuhkan untuk mencapai kapasitas lapang, merupakan interval ideal untuk mempertahankan pertumbuhan bibit setek teh klon GMB7 pada kondisi cekaman kekeringan saat proses adaptasi.[WU1] 

 

Referensi

Dalimoenthe, S-I, &Y Rachmiati. 2009. Dampak perubahan iklim terhadap kadar air tanah di perkebunan teh." Jurnal Penelitian Teh dan Kina 12(3):59-66.

Hajra, NG. 2001. Tea Cultivation Comprehensive Treatise. International Book Distribiting Company, India. 1st Ed.  Page:92

Kartawijaya, WS. 1992. Evaluasi Pengaruh Kemarau Panjang Tahun 1991 terhadap Produksi Di Beberapa Perkebunan Teh. Warta Teh dan Kina 3 (3-4): 55-71.

Maritim, T-K, Kamunya S-M, Mireji P, Mwendia C, Muoki R-C, Cheruiyot, E-K, & Wachira, F-N. 2015. Physiological and biochemical response of tea [Camellia sinensis (L.) O. Kuntze] to water-deficit stress. The Journal of Horticultural Science and Biotechnology, 90(4):395-400.

Osakabe, Y, Osakabe K, Shinozaki K, and Tran L-S-P. 2014. Response of plants to water stress. Frontiers in plant science, 5, 86.

Pusat Penelitian Teh dan Kina [PPTK]. 2006. Petunjuk kultur teknis tanaman teh edisi ketiga. Santoso, J., Supriatini, R., Widayat, W., Johan, M. E., Rayati, D. J., & Dharmadi, A (red). Gambung, Bandung: Pusat Penelitian Teh dan Kina.

Setiawan, Tohari, dan D Shiddieq. 2013. Pengaruh cekaman kurang air terhadap beberapa karakter fisiologis  

      tanaman nilam (Pogostemon cablin Benth). Jurnal Penelitian Tanaman Industri. 19 (3): 108-116.