LOGO BARU
Teh Vs Penyakit Ginjal oleh Dr. Dadan Rohdiana

Salah satu alasan seseorang enggan minum teh adalah adanya keyakinan yang menyebutkan bahwa teh akan merusak ginjal. Mereka berasumsi, ketika gelas putih yang selalu digunakan untuk menyeduh teh menjadi kusam, maka sudah dibayangkan bagaimana dengan nasib ginjal mereka yang tidak sekeras gelas. Padahal, kalau kita minum teh, sebenarnya yang menjadi komponen terbesarnya adalah air yang digunakan untuk menyeduh. Air yang digunakan untuk air inilah yang sebernarnya menjadi pencetus terjadinya perubahan warna dalam gelas di atas. Air yang benar-benar baik tidak akan menyisakan warna kusam dalam gelas. Oleh karenanya, mengkambing hitamkan teh dalam kasus ini adalah sesuatu yang tidak pada tempatnya.
        Tentunya, hal ini bukan tanpa alasan. Akreditas ginjal seseorang dapat dilihat berdasarkan keberadaan metilguanidin baik itu dalam darah maupun dalam urin. Semakin tinggi kandungan metilguanidin, maka ginjal kita dapat dinyatakan semakin rusak. Mengapa demikian? Karena metilguanidin merupakan racun yang sangat potensial dan merupakan indikator kegagalan proses metabolik. Selama proses metabolisme tubuh, metilguanidin ini diproduski dari senyawa protein keratin melalui kreatol (5-hidroksi kreatinin) oleh radikal bebas.
      Lantas muncul pertanyaan. Dimanakah peran teh dalam memperbaiki sistem metabolisme tubuh kita? Sebagai penangkap radikal bebas yang piawai tentunya teh mempunyai peran penting dalam memelihara kesehatan ginjal. Dengan cara menghambat aktivitas radikal bebas inilah kreatol menjadi demikian tidak bermakna. Ketika kreatol ini tidak bisa berfungsi maka kemungkinan terbentuknya metilguanidin sebagai indikator buruknya kesehatan ginjalpun menjadi demikian kecil. Sehingga alasan untuk tidak minum teh, terlebih bagi penderita ginjalpun menjadi tidak populer lagi.

Sumber: Rohdiana, D. Teh Ini Menyehatkan, Telaah Ilmiah Populer.