Pada Selasa, 30 Juli 2019, Pusat Penelitian Teh dan Kina melalui perwakilannya berkesempatan mengikuti workshop Statistik Hasil Pengolahan Perusahaan Perkebunan yang diselenggarakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat. Workshop dilaksanakan di Hotel Aston Pasteur. Workshop ini dibuka langsung oleh Kepala BPS Provinsi Jawa Barat, Ir. Dody Herlando, M.Econ dengan mengusung tema “Sinergi Antar Stakeholder adalah Energi Menuju Satu Data Perkebunan Indonesia”.
Kegiatan ini merupakan program aksi dari diterbitkannya Perpres No. 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia pada 12 Juni 2019 lalu. Narasumber berkompeten yang dihadirkan berasal dari berbagai lintas stakeholder perkebunan, seperti Kepala Dinas Perkebunan Prov. Jawa Barat, Ir. Dody Firman Nugraha; Perusahaan Perkebunan PTPN VIII, Ir. Dede Kusdiman, dan Gabungan Asosiasi Perusahaan Perkebunan, RHS Slamet Bangsadikusumah. Peserta workshop sebanyak 120 orang yang berasal dari berbagai instansi, seperti BPS Kab/Kota, Dinas Kab/Kota, dan Instansi dan Perusahaaan Perkebunan di Wilayah Prov. Jawa Barat.
Melalui workshop ini diharapkan dihasilkan persamaan persepsi dalam sinergi satu data perkebunan Indonesia khususnya di Wilayah Provinsi Jawa Barat melalui prinsip satu standar data, metadata yang jelas, dan satu interoperabilitas data perkebunan. Untuk melakukan pengembangan statistik tanaman perkebunan melalui satu data perkebunan Indonesia, maka perlu dilakukan melalui penyempurnaan aplikasi pengolahan data survei perusahaan perkebunan berbasis web. Selain itu, pengembangan metodologi survey berbasis RT melalui survey komoditas strategis, pembinaan perusahaan perkebunan melalui workshop perusahaan, dan melakukan sinkronisasi angka tetap perkebunan. Meskipun sumbangan sektor pertanian terhadap PDB nasional berada diurutan ketiga setelah industri pengolahan dan perdagangan besar dan eceran, namun sub-sektor perkebunan memberikan sumbangan terbesar pada PDB sektor pertanian secara nasional yaitu sebesar 35%. Sementara itu, komoditas teh berada pada posisi ke 6 dari 7 komoditas dengan share 80% terhadap PDB sub sektor perkebunan. Yang tak kalah penting adalah kontribusi peran sub sektor perkebunan dalam aspek lingkungan, sosial, budaya, dan sejarah bangsa yang saat ini sedang mengalami ancaman dalam kepastian hukum dalam keberlanjutan pengelolaan usaha perkebunan. Oleh karena itu, melalui workshop ini diharapkan program satu data perkebunan Indonesia dapat segera terwujud.
Kontributor: K. Sita