Kesuburan tanah pada berbagai lahan pertanaman teh bervariasi sesuai dengan jenis tanah (kesuburan potensial) dan kadar hara yang tersedia pada lapisan atas / solum (kesuburan aktual) tanah. Kesuburan potensial dan aktual tanah setiap blok kebun berbeda-beda, sehingga kemampuan tanah menyediakan hara bagi tanaman juga berbeda-beda.
Kesuburan aktual tanah dapat dilihat dari hasil analisis tanah masing-masing blok kebun. Hara makro N, P, K, Mg diberbagai blok kebun sangat bervariasi dari rendah sampai tinggi, perbedaan ini akan menyebabkan dosis baku yang berbeda (Rekomendasi pemupukan, 2019).
Pemupukan dilakukan untuk mempertahankan dan memperbaiki kesuburan tanah. Sertameningkatkan produksi tanaman. Namun, karena biaya pemupukan yang cukup tinggi, maka aplikasi pupuk bagi tanaman teh perlu dilakukan secara efektif dan efisien. Pemupukan harus memenuhi kaidah lima tepat yaitu tepat dosis, tepat jenis, tepat cara, tepat waktu, dan tepat formula agar hasilnya sesuai dengan yang diharapkan.
Di antara berbagai hara utama, unsur nitrogen (N) adalah yang paling banyak digunakan. Nitrogen berperan sebagai penyusun Klorofil (hijau daun), protoplasma, protein, dan asam amino. Kekurangan N dapat menyebabkan terhentinya pertumbuhan. Di sisi lain, unsur hara N menjadi unsur hara yang mudah hilang, mudah tercuci, menguap, dan hanyut terbawa hujan. Kehilangan unsur N terbanyak terjadi akibat aliran limpasan terutama pada lahan miring sampai sangat miring. Gejala kekurangan N dapat dilihat pada daun muda atau pucuk berwarna kuning pucat (pale) merata di seluruh lembar daun, tangkai daun, serta bagian cabang termuda. Unsur N memberikan pengaruh cepat dan nyata terhadap hasil pucuk. Oleh karena itu, kekurangan N dapat menyebabkan produksi teh sangat menurun (Rekomendasi pemupukan, 2018).
Pusat penelitian Teh dan Kina merupakan salah satu lembaga yang secara rutin memberikan rekomendasi untuk pelaksaan pemupukan di perkebunan teh. Namun, sebelum dilakukan pemupukan idealnya dilakukan pengujian sampel daun dan tanah untuk menentukan dosis pupuk yang akan diaplikasikan.
Gambar 1. Alur kerja penentuan dosis pupuk
Pengambilan sampel daun dilaksanakan dengan cara mengambil contoh sampel daun indung daun dari unit dengan luas 2 ha dari satu blok kebun (15 – 20 ha). Daun diambil dengan cara diacak dan merata dari 60 perdu dengan arah secara zig-zag, cross, diagonal, atau gergaji). Dari perdu yang terpilih diambil daun indung yang sehat dan tidak terdapat bekas serangan hama dan penyakit. Apabila perdu berasal dari tanaman biji (seddling) perlu diberi tanda khusus agar setiap pengambilan sampel dilakukan pada perdu yang sama.
Gambar 2 . Contoh pengambilan sampel daun
Sementara itu, pengambilan contoh sampel tanah dilakukan dengan menggunakan bor kesuburan. Unit sampel ditentukan dengan unit rekomendasi terkecil adalah blok kebun dengan luas 15 – 20 ha. Untuk satu unit rekomendasi dipilih areal unit sampel seluas 2 ha sebagai tempat pengambilan sampel tanah/daun sebagai pewakil. Satu hamparan di dalam satu unit yang tidak dipisahkan jalan atau teras tinggi dan unit sampel diambil 10 m dari tepi jalan.
Sampel daun dan sampel tanah yang telah diambil kemudian dikirmkan ke PPTK untuk dianalisis di laboratorium. Hasil analisis tersebut dijadikan dasar untuk menentukan dosis puupuk. Pada dasarnya penentuan dosis pupuk untuk tanaman menghasilkan terbagi menjadi tiga, yaitu dosis minimal, dosis optimal dan dosis maksimal.
Disusun oleh :
Thesya Pratiwi (Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Lampung
Eko Pranoto (Peneliti Tanah dan Nutrisi Tanaman Pusat Penelitian Teh dan Kina)
DAFTAR PUSTAKA
PPTK Gambung. 2018. Rekomendasi Pemupukan Tanaman Teh. Pusat Penelitian Teh dan Kina Gambung.Bandung.
PPTK Gambung. 2019. Rekomendasi Pemupukan Tanaman Teh. Pusat Penelitian Teh dan Kina Gambung.Bandung.
Wibowo, Z. S. 1990. Rasionalisasi Pemupukan Tanaman Teh Dalam Rangk Peningkatan Produksi dan Penghapusan Subsidi Pupuk. Pusat Penelitian Teh dan Kina. Gambung. 23 hal