Pemetikan merupakan kegiatan pengambilan atau pemungutan bagian tanaman teh berupa pucuk dan juga daun-daun muda yang sudah memenuhi ketentuan dan berada pada bidang petik (Santoso et al, 2006). Pemetikan dilakukan sebagai usaha untuk membentuk kondisi tanaman teh agar mampu berproduksi tinggi secara berkesinambungan. Dalam hal ini mutu standar teh sangat bergantung pada jenis petikan, jenis petikan yang tepat atau sesuai akan menghasilkan mutu teh yang tinggi. Oleh karena itu, pemetikan yang dilakukan harus berdasarkan ketentuan-ketentuan sistem petikan dan syarat-syarat pengolahan yang berlaku.
Teknik pemetikan yang efektif adalah pemetikan yang dilakukan sesuai dan memenuhi standar analisis pucuk yang ditetapkan, yaitu pucuk yang memenuhi syarat (MS). Pucuk yang memenuhi syarat (MS) akan banyak dihasilkan melalui pemetikan halus, yaitu peko dengan satu daun ( p+1) dan burung dengan satu daun muda (b+1m), dan petikan medium yang terdiri dari peko dengan dua daun muda (p+2m), peko dengan tiga daun muda (p+3m), burung dengan dua daun muda (b+2m), dan burung dengan tiga daun muda (b+3m). Pucuk yang dikehendaki ialah pucuk dengan komposisi 10% petikan halus, 70% petikan medium, dan 20% petikan kasar.
Pemetikan halus pada tanaman teh sangatlah penting untuk dilakukan, karena berpengaruh pada mutu teh jadi yang akan dihasilkan. Pemetikan pucuk yang terlalu muda akan menghasilkan mutu pucuk yang baik tetapi akan menghasilkan jumlah pucuk yang sedikit. Sebaliknya jika banyak memetik pucuk yang tua, akan mendapatkan hasil dengan jumlah yang banyak tetapi mutu pucuk menjadi rendah (Lelyana, 2011).
Pemetikan kasar dapat mengganggu kesehatan tanaman karena bagian kepel yang harusnya ditinggalkan ikut terpetik. Hal ini mengakibatkan regenerasi daun yang akan tumbuh untuk produksi selanjutnya menjadi terhambat. Selain itu, pucuk maupun daun-daun kasar yang terpetik akan mempengaruhi kualitas kerja mesin di pabrik. Ketika pemetikan dilakukan secara kasar akan mengikutsertakan daun tua dan atau bahkan batang tanaman pun ikut diolah pada mesin pengolahan. Hal ini dapat menyebabkan terganggunya kesehatan mesin atau alat pengolahan di pabrik pengolahan.
Disusun oleh :
Meilin Roviana (Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Lampung)
Erdiansyah Rezamela (Peneliti Agronomi Pusat Penelitian Teh dan Kina)
Daftar Pustaka:
Lelyana, Q. 2011. Studi Pengelolaan Pemetikan Pucuk Daun Teh (Camellia sinensis(L.)). Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Santoso, Joko., R. Suprihatini., W. Widayat., E. Johan., D.J. Rayati., dan A. Dharmadi. 2006. Petunjuk Kultur Teknis Tanaman Teh. Edisi ketiga. Pusat Penelitian Teh dan Kina, Gambung. 187 hal.