LOGO BARU
Pemetikan Teh dengan Mesin Petik

Tenaga pemetik merupakan salah satu aspek yang paling penting dalam upaya menghasilkan produk teh yang berkualitas dengan kuantitas yang maksimal. Ketersediaan tenaga pemetik yang sesuai dengan rasio tenaga pemetik akan membantu dalam proses pencapaian target produksi yang telah ditetapkan.Menurut Deptan pada tahun 2007, peningkatan kualitas teh masih menghadapi beberapa tantangan dan kendala yang diantaranya adalah produktivitas tanaman yang belum optimal, meningkatnya biaya produksi sedangkan harga jual relatif rendah serta tingkat konsumsi teh di Indonesia yang masih rendah.

Pada era sekarang, langkanya tenaga pemetik menjadi salah satu faktor penghambat produksi teh. Terobosan baru pada aspek pemetikan perlu dikembangkan guna menekan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan namun tetap dengan produktivitas yang tinggi. Hal ini terjawab dengan digunakannya mesin petik teh di perkebunan Gambung.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Astika dkk pada tahun 2003, pemetikan menggunakan mesin petik dapat menggali potensi hasil pada perkebunan teh dibandingkan dengan petik manual. Hal ini berdasarkan pada bahwa penggunaan mesin petik dapat menghasilkan kilogram pucuk lebih banyak jika dibandingkan  pemetikan manual menggunakan tangan.

Menurut penelitian Kusumawati pada tahun 2017, pemetikan manual menghasilkan PMS yang rendah karena kurangnya keterampilan pemetik dalam memetik pucuk teh. Hal ini dapat diakibatkan karena para pemetik hanya fokus pada kuantitas pucuk yang dihasilkan karena upah yang bergantung pada jumlah kilogram pucuk yang dipetik. Pada pemetikan mesin, kualitas pucuk yang dihasilkan cukup tinggi. Hal ini dapat terjadi karena pemetikan mesin menggunakan sistem petik rata sehingga kualitas dan mutu pucuk tergantung pada pengaturan gilir petik yang tepat dan keterampilan operator.

Gambar. Mesin Petik merk Sanyang

Sumber : Dokumentasi pribadi penulis

Kelihaian dan keterampilan operator mesin menjadi salah satu hal yang penting diperhatikan dalam pemetikan karena operator mesin dituntut untuk konsisten dalam menjaga ketinggian mesin petik di atas bidang petik selama pemetikan dilakukan. Di PPTK Gambung, operator mesin sudah terbilang lihai dan terampill. Hal ini terbukti saat dilakukannya pengamatan pemetikan di Gambung, hasilnya produktivitas pucuk tinggi, meningkatnya kapasitas pemetik, dan nilai pucuk memenuhi syarat (PMS) yang tinggi. Berdasarkan hal tersebut, maka seluruh perkebunan teh tidak perlu lagi ragu dalam menggunakan mesin petik sebagai solusi dari langkanya tenaga pemetik.

Disusun oleh :

Dian Yulianti (Mahasiswa Agroteknologi Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran)

Muthia Syafika Haq, S.P (Peneliti Agronomi, Pusat Penelitian Teh dan Kina)

Daftar Pustaka

Astika, W., M. E. Johan, dan T. Abbas. 2003. Pengaruh pemetikan secara mekanis dan pupuk terhadap potensi hasil dan pertumbuhan tanaman teh setelah dipangkas. Prosiding Simposium Teh Nasional, Bandung, 16 Okt 2003: 141-143.

Kusumawati, A., W, A.T., 2017. Perbandingan penggunaan mesin petik dan petik tangan terhadap hasil produksi pucuk teh (Camellia Sinensis (L.) O. Kuntze) di perkebunan kayu aro PTPN VI Kabupaten Kerinci VIII. Jurnal Agroteknose. Volume VIII No. II. Halaman 39.

Mutiara, D. 2010. Pengelolaan pemetikan tanaman teh (camellia sinensis (l) o.kunt.) di unit perkebunan tambi kusumawati dan triaji. PT. Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah. Institut Pertanian Bogor. Bogor.