LOGO BARU
Pentingnya Good Manufacturing Practices (GMP) di Pabrik Pengolahan Teh

                                                                               Sumber : Pusat Penelitian Teh dan Kina

Teh merupakan salah satu produk pangan yang menyegarkan dan memiliki banyak manfaat untuk tubuh, seperti terhindar dari obesitas. (Hartoyo, 2003). Dibalik produk teh yang berkualitas, terdapat Good Manufacturing Practices (GMP). Menurut Peraturan Menteri Perindustrian RI (2010), GMP merupakan pedoman yang menjelaskan bagaimana memproduksi Pangan Olahan agar aman, bermutu, dan layak untuk dikonsumsi (Permenperin, 2010).

GMP memiliki 18 ruang lingkup yang diterapkan dalam industri pengolahan pangan, yaitu lokasi, bangunan, fasilitas sanitasi, mesin dan peralatan, bahan, pengawasan proses, produk akhir, laboratorium, karyawan, pengemasan, label dan keterangan produk, penyimpanan, pemeliharaan dan program sanitasi, pengangkutan, dokumentasi dan pencatatan, manajemen dan pengawasan, penarikan produk, serta pelaksanaan pedoman. 

Sumber : Pusat Penelitian Teh dan Kina

Lokasi dan bangunan pabrik pengolahan teh harus memperhatikan beberapa aspek penting tata ruang seperti jenis lantai, bahan bangunan untuk dinding, atap dan langit-langit, pintu, jendela dan saluran ventilasi. Fasilitas pendukung lainnya adalah fasilitas sanitasi berupa sarana penyediaan air, pembuangan air dan limbah, toilet, dan sarana hygiene karyawan.

Tidak terbatas sampai di situ, tata letak peralatan, pengawasan dan pemantauan peralatan serta wadah untuk sampah dan bahan berbahaya juga harus dilengkapi sebagai syarat GMP. Aspek lain yang tidak kalah penting adalah pencatatan kegatan yang berlangsung selama proses pengolahan. Pencatatan ini penting dilakukan untuk dapat melakukan evaluasi terhadap proses pengolahan yang telah dilakukan.

Penerapan GMP bertujuan untuk memastikan bahwa produk pangan aman, bermutu, dan layak di konsumsi. Sanitasi merupakan slah satu komponen penting yang harus diperhatikan pada setiap proses pengolahan. Selain berhubungan dengan keamanan pangan, sanitasi lingkungan juga dapat mengurangi faktor-faktor yang menghambat proses pengolahan. Tidak hanya di lingkungan sekitar bangunan pengolahan, terlebih lagi kebersihan lingkungan di dalam ruangan.

Aspek pengetahuan karyawan terhadap GMP juga memegang peranan penting untuk keberlangsungan GMP pada proses pengolahan teh. Bagaimanapun, karyawan adalah orang yang berkecimpung langsung dalam proses pengolahan teh. Oleh karena itu, pelatihan khusus mengenai hygiene dan sanitasi kepada karyawan perlu dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran bahwa hygiene dan sanitasi penting untuk diterapkan di lingkungan produksi. Pelaksanaan GMP dapat terlaksana atas kerjasama seluruh pihak terkait dan diperlukan komitmen yang kuat agar GMP dapat terlaksana secara berkelanjutan.

 

Disusun oleh :

Nurul Husna Azhar (Mahasiswa Universitas Padjadjaran)

Hilman Maulana, ST. (Peneliti Pengolahan Hasil dan Enjiniring, Pusat Penelitian Teh dan Kina)

 

DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Perindustrian. 2010. Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia No. 75/M-IND/PER/7/2010 Tentang Pedoman Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (Good Manufacturing Practices). Menteri Perindustrian RI. Jakarta.