Nabil Amar Winarso
_______________________
Fakulkas Pertanian, UMY
_______________________
M. Khais Prayoga
_______________________
Pusat Penelitian Teh dan Kina
Referensi
Astika, W., D. Muchtar, dan Sutrisno. (1999)
Pelepasan klon teh unggul. Warta Teh dan Kina 1(1): 20-22.
Bambang, S. (2015). Penilaian hubungan genetik klon teh
berdasarkan komponen senyawa kimia utama dan potensi hasil. Jurnal Penelitian
Teh dan Kina, 18(1) 2015: 1-10: Bandung.
Sriyadi, B. (2012). Analisis kemiripan
morfologi daun beberapa klon teh generasi pertama. Jurnal Penelitian Teh dan
Kina, 15(2), 51–58: Bandung.
Vitria, P. R., Heri, S. K., Liberty, C.,
dan Budi M. (2016). Keragaman dan kekerabatan genetik koleksi plasma nutfah teh
berdasarkan karakter morfologi daun dan komponen hasil. Pusat Penelitian Teh
dan Kina: Bandung.
Deskripsi dan Karakteristik Klon Teh Seri GMB
7 Desember 2021
Tanaman teh (Camellia
sinensis) termasuk dalam tanaman subtropis yang telah dikenal sejak lama
dalam peradaban manusia. Teh pada umumnya terdiri dari 2 spesies, yaitu jenis
sinensis (Camellia sinensis var. sinensis) dan
assamica (Camellia sinensis var. assamica). Di Indonesia sendiri teh yang banyak ditanam adalah
jenis assamica dikarenakan jumlah produktivitasnya yang lebih banyak (Vitria et
al., 2016). Dikarenakan mempunyai produktivitas yang tinggi, teh varietas
assamica mempunyai potensi dan peluang tinggi untuk dikembangkan. Karena itu Pusat
Penelitian Teh dan Kina
(PPTK) sejak tahun 1988 telah mengembangkan klon-klon varietas assamica. Sampai saat ini PPTK telah memiliki 11 klon teh
assamica yang terdiri
dari GMB 1, GMB 2, GMB 3, GMB 4, sampai GMB 11 yang telah dilepas oleh Kementerian Pertanian Republik Indoneisa. Klon-klon sering disebut klon teh seri GMB. Keunggulan dari ke
11 klon tersebut yaitu mudah diperbanyak secara vegetatif, potensi
hasil tinggi dan stabil, kemampuan untuk beradaptasi yang luas pada berbagai
agroekosistem perkebunan teh Indonesia, memiliki kandungan antioksidan (katekin)
sangat tinggi, memiliki ketahanan terhadap opt, cacar, dan memiliki potensi
kualitas yang unggul dan cita rasa yang spesifik (Sriyadi, 2012).
Gambar
1. Foto Pertanaman Klon Seri GMB
Klon seri GMB merupakan klon generasi kedua karena
klon-klon ini diperoleh dari seleksi tanaman F1 hasil persilangan yang
melibatkan ketua klon generasi pertama, yaitu Cin143, GP 3, GP 8, KP 4, Mal 2,
Mal 15, PS 1, Kiara 8 dan PS 324. Klon seri GMB mempunyai salah satu moyang
yang sama, yaitu PS 1. Lima dari 5 klon seri GMB, yaitu GMB 4, merupakan
klon-klon yang memiliki hubungan kekerabatan dekat karena nerasal dari
persilangan Mal 2 × PS 1 sehingga memiliki banyak kemiripan yang dapat
menyulitkan dalam identifikasi klon. Masing-masing karakteristik klon GMB 1-11
yang berbeda-beda dapat dapat dilihat sebagai berikut (Astika et
al., 1999):
1.
Klon GMB 1
Klon
GMB 1 merupakan hasil persilangan dari klon KP 4 x PS 1. Memiliki batang silinder yang
berwarna coklat keabu-abuan dengan permukaan beralur agak kasar. Daun berukuran
39,22 cm2, berpangkal daun runcing, tulang daun berjumlah 9-13
pasang tepi daun bergerigi besar tajam beraturan, ujung daun meruncing, muka
daun bergelombang licin dengan warna daun hijau muda/kuning muda. Tunas pada
GMB 1 akan tumbuh cepat setelah dipangkas. Memiliki rata-rata hasil 4021
kg/ha/th serta tahan terhadap hama dan penyakit serta baik ditanam di dataran
rendah ataupun sedang.
Gambar 2. Penampilan Klon GMB 1
2.
Klon GMB 2
Klon
GMB 2 merupakan hasil persilangan dari klon PS 1 x KP 4. Memiliki batang silinder yang
berwarna coklat dengan permukaan beralur sedikit berkerak. Daun berukuran 41,15
cm2, berpangkal daun tumpul runcing, tulang daun berjumlah 10-14
pasang tepi daun bergerigi agak tumpul beraturan, ujung daun meruncing, muka
daun bergelombang hampir rata dengan warna daun hijau muda. Memiliki rata-rata
hasil 4023 kg/ha/th serta tahan terhadap hama dan penyakit serta baik ditanam
di dataran rendah ataupun sedang.
Gambar 3. Penampilan Klon GMB 2
3.
Klon GMB 3
Klon
GMB 3 merupakan hasil persilangan dari klon Cin 143 x PS 1. Memiliki batang silinder
yang berwarna coklat dengan permukaan beralur halus. Daun berukuran 42,99 cm2,
berpangkal daun tumpul runcing, tulang daun berjumlah 9-13 pasang, tepi daun
bergerigi besar beraturan, ujung daun meruncing, muka daun bergelombang hampir
rata dengan warna daun hijau agak tua. Memiliki rata-rata hasil 4027 kg/ha/th
serta tahan terhadap hama dan penyakit. Tunas akan tumbuh sedang setelah
dipangkas serta baik ditanam di dataran rendah, sedang, dan tinggi.
Gambar 4. Penampilan Klon GMB 3
4.
Klon GMB 4
Klon
GMB 4 merupakan hasil persilangan dari klon Mal 2 x PS 1. Memiliki batang silinder yang
berwarna coklat sedikit keabu-abuan dengan permukaan beralur halus sedikit
berkerak. Daun berukuran 51,67 cm2, berpangkal daun runcing, tulang
daun berjumlah 9-13 pasang, tepi daun bergerigi besar bergelombang, ujung daun
meruncing, muka daun bergelombang agak rata dengan warna daun hijau/hijau muda.
Memiliki rata-rata hasil 3527 kg/ha/th serta tahan terhadap hama dan penyakit.
Tunas akan tumbuh sedang setelah dipangkas. Tunas akan tumbuh cepat setelah
dipangkas serta baik ditanam di dataran rendah, sedang dan tinggi.
Gambar 5. Penampilan Klon GMB 4
5.
Klon GMB 5
Klon
GMB 5 merupakan hasil persilangan dari klon Mal 2 x PS 1. Memiliki batang silinder yang
berwarna coklat keabu-abuan dengan permukaan beralur halus sedikit berkerak.
Daun berukuran 40,93 cm2, berpangkal daun runcing, tulang daun
berjumlah 8-12 pasang, tepi daun bergerigi tajam beraturan, ujung daun
meruncing, muka daun bergelombang agak datar dengan warna daun hijau agak
suram. Memiliki rata-rata hasil 3464 kg/ha/th serta tahan terhadap hama dan
penyakit. Tunas akan tumbuh sedang setelah dipangkas. Tunas akan tumbuh cepat
setelah dipangkas. Baik ditanam di dataran sedang.
Gambar 6. Penampilan Klon GMB 5
6.
Klon GMB 6
Klon
GMB 6 merupakan hasil persilangan dari klon PS 324 x PS 1. Memiliki batang silinder
yang berwarna coklat agak muda dengan permukaan licin beralur halus panjang.
Daun berukuran 50,27 cm2, berpangkal daun runcing, tulang daun
berjumlah 11-13 pasang, tepi daun bergerigi tajam jarang dan beraturan, ujung
daun meruncing, muka daun bergelombang sangat jelas dengan warna daun hijau
agak suram. Memiliki rata-rata hasil 3464 kg/ha/th serta tahan terhadap hama
tungau tetapi kurang tahan terhadap penyakit cacar daun. Tunas akan tumbuh
sedang setelah dipangkas. Tunas akan tumbuh cepat setelah dipangkas. Baik
ditanam di dataran sedang.
Gambar 7. Penampilan Klon GMB 6
7. Klon GMB 7
Klon
GMB 7 merupakan hasil persilangan dari klon Mal 2 x PS 1. Memiliki batang silinder yang
berwarna coklat dengan permukaan beralur pendek sedikit berkerak putih. Daun
berukuran 40,17 cm2, berpangkal daun runcing, tulang daun berjumlah
9-12 pasang, tepi daun bergerigi kecil beraturan, ujung daun meruncing, muka
daun bergelombang agak mengkilat dengan warna daun hijau terang. Memiliki
rata-rata hasil 5800 kg/ha/tahun, paling tinggi diantara klon gmb lainya.
Memiliki ketahanan terhadap hama tungau dan penyakit cacar daun. Tunas akan
tumbuh sedang setelah dipangkas serta baik ditanam di dataran rendah, sedang,
sampai tinggi.
Gambar 8. Penampilan Klon GMB 7
8. Klon GMB 8
Klon GMB 8 merupakan hasil persilangan dari klon persilangan PS 324 x PS 1, tergolong hibrida mendekati sinensis. Memiliki batang silinder yang berwarna coklat keabu-abuan dengan permukaan beralur halus putih agak panjang. Daun berukuran 46,44 cm2, berpangkal daun runcing, tulang daun berjumlah 9-12 pasang, tepi daun bergerigi tajam dan beraturan, ujung daun meruncing, muka daun bergelombang kurang jelas dengan warna daun hijau agak tua. Memiliki rata-rata hasil 4200 kg/ha/tahun serta tahan terhadap hama tungau tetapi kurang tahan terhadap penyakit cacar daun. Tunas akan tumbuh sedang setelah dipangkas serta baik ditanam di dataran sedang sampai tinggi.
Gambar 9. Penampilan Klon GMB 8
9. Klon GMB 9
Klon
GMB 9 merupakan hasil persilangan dari klon persilangan persilangan GP 3 x PS 1.
Memiliki batang silinder yang berwarna coklat dengan permukaan beralur sedikit
berkerak. Daun berukuran 34,71 cm2, berpangkal daun runcing tumpul,
tulang daun berjumlah 8-12 pasang, tepi daun bergerigi tajam dan beraturan,
ujung daun meruncing, muka daun bergelombang dengan warna daun hijau
kekuningan. Memiliki rata-rata hasil 4700 kg/ha/tahun serta tahan terhadap hama
tungau dan tahan terhadap penyakit cacar daun. Tunas akan tumbuh sedang setelah
dipangkas serta baik ditanam di dataran rendah, sedang, sampai tinggi.
Gambar 10. Penampilan Klon GMB 9
10. Klon GMB 10
Klon
GMB 10 merupakan hasil persilangan dari klon persilangan persilangan Mal 2 x PS 1.
Memiliki batang silinder yang berwarna coklat agak keabu-abuan dengan permukaan
beralur halus pendek. Daun berukuran 39,68 cm2, berpangkal daun
sangat runcing, tulang daun berjumlah 9-13 pasang, tepi daun bergerigi besar
tajam dan beraturan, ujung daun meruncing, muka daun bergelombang dengan warna
daun hijau sedikit gelap. Memiliki rata-rata hasil 4800 kg/ha/tahun serta tahan
terhadap hama tungau dan tahan terhadap penyakit cacar daun. Tunas akan tumbuh
agak lambat setelah dipangkas serta baik ditanam di dataran rendah, sedang,
sampai tinggi.
Gambar 11. Penampilan Klon GMB 10
11. Klon GMB 11
Klon
GMB 11 merupakan hasil persilangan dari klon persilangan persilangan Mal 2 x PS 1.
Memiliki batang silinder yang berwarna coklat agak keabu-abuan dengan permukaan
beralur panjang halus. Daun berukuran 40,24 cm2, berpangkal daun
sangat runcing, tulang daun berjumlah 10-13 pasang, tepi daun bergerigi besar
tajam dan beraturan, ujung daun meruncing, muka daun bergelombang dengan warna
daun hijau agak muda. Memiliki rata-rata hasil 5500 kg/ha/tahun serta tahan
terhadap hama tungau dan agak tahan terhadap penyakit cacar daun. Tunas akan
tumbuh sedang setelah dipangkas serta baik ditanam di dataran sedang sampai
tinggi.
Gambar 12. Penampilan Klon GMB 11
Dalam
menanam klon teh GMB dapat disesuaikan dengan karakteristik yang dikehendaki, dianjurkan
bahwa klon GMB 6, GMB 7, GMB 9 optimal ditanam di daerah dataran rendah
(<800 mdpl), sedang (800-1200 mdpl), dan tinggi (>1200 mdpl). Pada klon
GMB 8, GMB 10, dan GMB 11 dianjurkan untuk daerah sedang dan tinggi. Dianjurkan
juga untuk mengkombinasikan klon teh dalam satu areal kebun, hal ini bertujuan
untuk semua tanaman dalam satu lahan tidak memiliki jenis hama dan penyakit
yang sama. Dalam pemilihan klon kombinasi dapat dipilih klon GMB 7 sebagai
tanaman utama, dikarenakan klon ini merupakan klon yang paling ideal karena di
samping potensi hasil paling tinggi ternyata memiliki kandungan katekin total
cukup besar dibanding klon gmb lainnya (Bambang, 2015).