LOGO BARU
Metode Analisis Pucuk untuk Menilai Kualitas Pucuk Teh

Teh (Camellia sinensis L.) merupakan salah satu komoditas perkebunan yang diperdagangkan di dunia. Seiring dengan meningkatnya persaingan perdagangan teh, produsen dituntut untuk menghasilkan teh yang berkualitas dengan kuantitas yang stabil. Salah satu metode yang umum digunakan di perkebunan teh untuk menentukan kualitas pucuk adalah dengan cara analisis pucuk. Analisis pucuk bertujuan untuk mengetahui dan menentukan kualitas pucuk teh yang memenuhi syarat (MS) olah.

Analisis pucuk merupakan proses pengelompokan hasil petikan kedalam kategori petika halus dan petikan kasar. Petikan halus meliputi pucuk muda, lembar muda, dan rusak muda. Petikan kasar meliputi pucuk tua, lembar tua, rusak tua, hama penyakit, dan tangkai. Untuk mengetahui dasar pendugaan mutu olahan teh yang dihasilkan, hasil analisis pucuk dinyatakan dalam persen. Penting juga diketahui bahwa kegiatan analisa pucuk selain untuk menilai kondisi pucuk yang akan diolah juga dapat mengetahui kinerja mandor dan menentukan harga petikan yang dibayarkan kepada pemetik. Berikut ini adalah cara analisis pucuk:

  • Contoh pucuk diambil dari waring yang baru tiba dari kebun sebanyak segenggam diletakkan pada keranjang yang sudah diberi label nama masing-masing mandor kebun.
  • Masing-masing blok diambil sekitar 10% dari setiap waring untuk contoh pucuk yang dibawa oleh truk
  • Sampel pucuk dikumpulkan, kemudian dicampur merata dan diambil 1 kg.
  • Sampel pucuk kemudian ditimbang 200 g untuk dianalisis.
  • Sampel pucuk 200 g tersebut satu per satu dipisahkan bagian muda dan bagian yang tua berdasarkan rumus petik (dipotes).
  • Setelah semua dipisahkan bagian muda dan yang tua lalu ditimbang.
 

Gambar 2. Analisa Pucuk (Dokumentasi Pribadi)

Setelah pucuk teh dianalisis lalu dimasukkan dalam catatan sebagai arsip dan bahan evaluasi perusahan dan juga bahan evaluasi kinerja dari pemetik. Dalam pengolahan teh untuk mendapatkan hasil olahan dengan memiliki kualitas rasa dan aroma yang khas maka dibutuhkan pucuk teh dengan kriteria muda (p+1, p+2m, p+3, p+3m, b+1m, b+2m dan b+3m). Kualitas pucuk yang belum memenuhi syarat dapat diakibatkan oleh kondisi tanaman teh banyak terserang hama dan penyakit yang mengakibatkan pertumbuhan pucuk terganggu. Selain itu, kondisi lingkungan seperti kemarau panjang dapat menurunkan kuantitas dan kualitas produksi pucuk teh.

 

Disusun oleh :

Yudi Candra (Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Lampung)

Fani Fauziah, S.P. (Peneliti Agronomi Pusat Penelitian Teh dan Kina Gambung)