LOGO BARU
Apa Pentingnya Curah Hujan dan Intensitas Cahaya Bagi Tanaman Teh?

Tanaman teh (Camellia sinensis L.Kuntze) merupakan tanaman tahunan yang berasal dari daerah beriklim subtropis. Tanaman ini berasal dari negara-negara Cina Selatan (Yunan), Laos Barat Laut, India Timur Laut, Muangthai Utara dan Burma Timur (Santoso et al., 2006). Komponen lingkungan yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan teh antara lain iklim, tanah dan ketinggian tempat (elevasi). Komponen iklim penting yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman teh adalah curah hujan dan intensitas cahaya.

Tanaman teh memerlukan air dalam jumlah banyak atau setara dengan curah hujan 2000-4000 mm/tahun agar tumbuh dengan optimal (Santoso et al., 2006). Hal ini menyebabkan tanaman teh tidak tahan terhadap musim kemarau yang panjang. Oleh karena itu, kebutuhan airnya sangat tergantung dari air hujan. Curah hujan yang kurang dari 60 mm/minggu menyebabkan unsur hara yang di berikan pada tanaman teh belum dapat diurai dengan sempurna sehingga memperlambat pertumbuhan. Jika periode kering lebih dari 2 bulan, akan terjadi gangguan pertumbuhan dan kehilangan produksi yang besar karena produksi pucuk akan berkurang. Selain itu, hilangnya kandungan air pada daun sebesar 30% dapat mengakibatkan aktivitas fotosintesis menurun. Bahkan aktivitas fotosisntesis akan berhenti jika kehilangan air mencapai 60% (Griffiths, 1976). Menurut Keagel (1965), kadar air pucuk teh pada musim kemarau sekitar 70% sedangkan, pada musim penghujan sekitar 83%.

Selain curah hujan, cahaya matahari juga merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan perkembangan  tanaman teh. Cahaya matahari menentukan proses fotosintesis pada daun teh (Kartawijaya,1992.). Cahaya secara langsung berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman teh. Kekurangan cahaya akan menyebabkan tanaman teh mengalami etiolasi yang ditandai dengan pertumbuhan yang abnormal, daun pucat dan tidak berkembang. Sebaliknya cahaya yang berlebihan akan menyebabkan tanaman teh tumbuh lebih pendek (Kartawijaya,1992).

Dalam praktek budidaya tanaman teh yang baik (Good Agricultural Practices) terdapat upaya - upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kekeringan dan intensitas cahaya matahari. Penanaman pohon pelindung dapat mengatasi kekeringan dan mempertahankan kelembaban, mengurangi suhu udara di lingkungan serta mencegah terpaparnya cahaya matahari langsung menuju tanaman (Kartawijaya, 1995). Arah lereng yang tepat juga akan mendapat intensitas cahaya matahari yang cukup untuk tanaman teh. Selain itu, untuk mengatasi kekeringan dapat juga dilakukan sistem irigasi yang tepat. Upaya-upaya tersebut dilakukan untuk tetap menjaga produktivitas tanaman teh dalam menghasilkan pucuk.

Disusun oleh :

Septya Anggraini (Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Lampung )

Erdiansyah Rezamela (Peneliti Agronomi Pusat Penelitian Teh dan Kina Gambung)

 

Daftar Pustaka :

Griffiths. 1976. Applied Climattology On The Plant Effect. Oxford University Press. New York.

Kartawijaya, W. S. 1992. Evaluasi pengaruh kemarau panjang tahun 1991 terhadap produksi di beberapa perkebunan teh. Warta Teh dan Kina vol 3 (3/4).

Kartawijaya, W. S. 1995. Pengaruh Iklim pada Pertumbuhan Tanaman Teh. Warta Teh dan Kina Vol. 6 (1-2) : 29-37.

Santoso, Joko., R. Suprihatini, W.Widayat, E.Johan, D.J. Rayati, dan A.Dharmadi. 2006. Petunjuk Kultur Teknis Tanaman Teh. Edisi ketiga. Pusat Penelitian Teh dan Kina, Gambung.