LOGO BARU
Penjaga Kualitas Teh

Ayo nge-Teh !!! Tahukah Anda? Di era modern ini teh menjadi minuman paling banyak dikonsumsi setelah air mineral dan menjadi favorit semua kalangan masyarakat. Teh kerap kali ditemukan di berbagai tempat makan dan dapat dinikmati secara gratis. Teh merupakan sebuah infusi yang dibuat dengan cara menyeduh daun, pucuk daun, atau tangkai daun yang dikeringkan dari tanaman Camellia sinensis dengan air panas. Teh yang berasal dari tanaman teh dibagi menjadi 4 kelompok yaitu, teh hitam, teh oolong, teh hijau, dan teh putih  (Lelita Dea Ira et al., 2018).

Dibalik rasanya yang nikmat dan menyegarkan, proses pengolahan teh tergolong rumit serta tidak semua orang dapat mengolah teh dengan baik. Pengolahan teh membutuhkan ketelitian dan kesabaran yang tinggi untuk memperoleh hasil seduhan yang berkualitas. Selain itu, pemilihan bahan baku teh harus diperhatikan dengan baik. Teh yang mempunyai kualitas baik pastinya berasal dari bahan baku pucuk daun teh yang baik pula. Untuk menjaga kualitas bahan baku dan hasil seduhan teh dapat dilakukan serangkaian analisis antara lain analisis basah dan analisis teh kering.

Analisis basah atau analisa pemetikan dilaksanakan sebelum pengolahan teh di pabrik. Analisis basah terdiri dari analisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik merupakan pemisahan pucuk yang didasarkan pada jenis pucuk atau rumus petik yang dihasilkan dari pemetikan yang telah dilakukan dan dinyatakan dalam persen. Tujuan dilaksanakannya analisis petik adalah untuk melihat kondisi kesehatan tanaman, menilai ketepatan pelaksanaan pemetikan, menilai sistem pemetikan yang dilakukan, siklus petik dan keterampilan pemetik  (Pusat Penelitian Teh dan Kina, 2006).

Sementara itu, analisis pucuk merupakan pemisahan pucuk muda dan pucuk tua yang dihasilkan dari pemetikan yang telah dilakukan dan dinyatakan dalam persen. Analisis pucuk bertujuan untuk mengetahui mutu pucuk yang dihasilkan sebagai syarat-syarat pengolahan teh, menentukan harga pucuk ke pemetik, dan dapat memperkirakan persentase mutu teh produk yang akan dihasilkan (Setyamidjaja, 2000). Analisis basah juga dipengaruhi oleh gilir petik, cara pemetikan, tahun pangkas, hanca petik, dan penangnganan pucuk setelah pemetikan serta pengangkutan pucuk ke pabrik.

Analisis kering merupakan kegiatan analisis teh yang dilaksanakan setelah pengolahan teh selesai dilakukan. Analisis kering terdiri dari kadar air, density, dan pengujian kualitas mutu teh. Dari hasil perhitungan apabila teh mempunyai kadar air dan density rendah maka kualitas teh bagus. Sedangkan pengujian mutu teh dilakukan dengan memisahkan antara peko, jikeng, bubuk, dan tulang dalam 100 gram teh. Apabila jumlah peko lebih banyak dibanding jikeng, bubuk dan tulang maka kualitas teh bagus.

Dari serangkaian analisis basah dan kering yang dilakukan, apabila hasil analisis mencapai standar yang telah ditentukan maka kualitas teh dijamin akan bagus dan hasil seduhannyapun tidak akan berpaling dari kualitasnya. Sedangkan apabila hasil analisis tidak mencapai standar yang telah ditentukan maka dapat dijadikan bahan evaluasi dan dapat dicari penyebabnya, sehingga hasil seduhan tehnyapun tetap terjaga dikemudian hari.

Disusun oleh :

Bangun Tri Ariyanto (Mahasiswa Universitas Mulawarman)

Hilman Maulana, STP. (Peneliti Pengolahan Hasil dan Enjiniring, Pusat Penelitian Teh dan Kina)

Daftar Pustaka :

Lelita Dea Ira et al. 2018. Sifat antioksidatif ekstrak teh (camellia sinensis linn.) Jenis teh hijau, teh hitam, teh oolong dan teh putih dengan pengeringan beku (freeze drying). Pharmacy and Science.

Pusat Penelitian Teh dan Kina. 2006. Petunjuk Kultur Teknis Tanaman Teh. Gambung.

Setyamidjaja, D. 2000. Budidaya dan Pengolahan Pasca Panen Teh. Kanisius. Yogyakarta