Kebun kayu aro di pagi hari berlatar belakang Gunung Kerinci
Senyum lebar dibalut kehangatan khas Sumatera menyambut kami di depan pintu kedatangan Bandara Sutan Thaha Jambi. Sore itu tim Rekomendasi Pemupukan didampingi oleh peneliti Agronomi akan melaksanakan tugasnya di PTPN 6 dari tanggal 12 sampai 19 September 2018. Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin pengambilan sampel tanah dan daun sebagai dasar perhitungan pupuk tahun 2019 di PTPN 6.
Lebih kurang 12 jam mobil minibus hitam meluncur di jalan Sumatera yang panjang dan berliku untuk tiba di Unit Usaha Kebun Kayu Aro, kebun pertama yang kami kunjungi. Sinar mentari pagi dari balik Gunung Kerinci mengawali kegiatan kami dibalik kemegahan kebun teh tersebut. Pak Isdiyanto, Sang “Planters” legendaris juga yang saat itu menjadi konsultan di N6, juga mendampingi untuk menguak permasalahan di kebun dengan luas tanaman teh menghasilkan (TM) 1973,09 ha. Memang tidak mudah membedah problematika pemupukan, target protas, revisi dosis, teknik pemetikan dan sebagainya dikebun yang memiliki 8 Afdeling tersebut. Tetapi, sebagai seorang peneliti yang mendapat tugas dari pimpinan, harus dapat menyelesaikannya secara ilmiah. Jumlah jam tidur yang hanya 3-4 jam memang melelahkan, namun suasana keakraban, komunikasi gaya Sumatera yang lugas, tegas, “to the point” tanpa ditutup-tutupi memberi energi tambahan bagi kami.
Bersama Manager Kebun Kayu Aro (kiri) dan Danau Kembar (kanan) beserta jajarannya
Kegiatan pemetikan di Kayu Aro (kiri) dan preparasi sampel tanah di kebun Danau Kembar (kanan)
“Teh Talua” minuman khas minang kabau berisi teh dengan campuran telur dan susu | Perjalanan dilanjutkan dengan melewati jalan berkelok memasuki perbatasan Provinsi Sumatera Barat sembari beristirahat untuk menikmati Teh Talua. Akhirnya setelah menempuh 5-6 jam perjalanan, tibalah kami di Kabupaten Solok Selatan. Dua buah danau serupa tapi tak sama seakan menyambut kami ibarat pintu gerbang nan megah bertahtahkan eloknya “Nagari Minang Kabau”. Keindahan Kebun Danau Kembar, kebun kedua di N6, turut menyambut kami. Dingin dan kabut yang merupakan ciri khas daerah tersebut melengkapi kenikmatan secangkir teh yang terus tersaji di setiap kesempatan. Lagi-lagi sambutan ramah khas Sumatera menambah energi kami. Selain kegiatan yang sama di Kayu Aro, pembibitan merupakan hal yang mereka lakukan. Tak disangka hal tersebut memperkaya bimbingan kami di kebun dengan luas TM 604,58 ha dengan dipenuhi oleh klon TRI. Kunjungan kami akhirnya berakhir di mess N6, Kota Padang. Kami sempatkan beristirahat “meluruskan pinggang” karena besok harinya kami kembali ke tempat kerja melalui bandara Minang Kabau. Rendang, Gulai, Balado, Lado Mudo dan lainnya seakan memberikan stimulant tambahan disisa-sisa tenaga kami, “teh talua” dengan campuran teh hitam pekat khas Sumatera melengkapi perjalanan marathon kami selama satu minggu penuh. |