Sekalipun setiap hari kita mengkonsumsi teh, namun masih banyak diantara kita yang belum mengetahui mengapa teh (hitam) berwarna hitam.
Dalam tanaman hijau, termasuk daun teh kita mengetahui adanya zat hijau daun yang dikenal sebagai klorofil. Selama proses pengolahan teh hitam, klorofil mengalami serangkaian reaksi kimia. Akibat pengaruh pH, klorofil akan melepas atom Mg-nya untuk menghasilkan klorofilat yang pada gilirannya dapat membentuk feofitin yang berwarna hitam.
Selain itu, klorofil dirombak oleh enzim klorofilase membentuk feofirbid yang berwarna kecoklatan. Proses perombakan klorofil yang disebakan oleh pH sudah dimulai sejak proses pelayuan (chemical wither). Peristiwa ini secara telanjang dapat dilihat dengan adanya perubahan daun teh dari hijau segar menjadi kekuning-kuningan.
Proses perombakan klorofil oleh enzim hanya terjadi bila sel-sel daun rusak akibat penggilingan. Jika selama proses pengolahan teh hitam proses perombakan akibat kondisi pH ini lebih dominan daripada proses perombakan enzimatis, maka teh hitam keringnya akan nampak lebih hitam. Dari keterangan diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa pelayuan memegang peranan penting dalam menciptakan teh (hitam) yang berwarna hitam.
Penjelasan diatas juga dapat menerangkan mengapa teh hitam CTC (Crushing, Tearing and Curling; sebagian pakar teh mengatakan Cutting, Tearing and Curling) tidak sehitam teh (hitam) orthodox. Meskipun sel-sel daunnya hancur selama penggilingan, namun proses pelayuan di CTC tidak seintensif orthodox. Hal inilah yang menyebabkan mengapa teh hitam CTC terkesan brownish atau tidak blackish.