Penulis

Kralawi Sita, Sotya T. Anggita, Fadil Bagaskara

Download Full Paper

Untuk dapat mendownload tulisan penuh, silakan klik tombol dibawah ini

Download
Upaya Resillience Industri Teh Indonesia di Tengah Bayang-Bayang Resesi Global, Post Pandemi, dan Perubahan Iklim

2 November 2022

Kondisi global saat ini di tengah bayang-bayang resesi global, post pandemi COVID-19 dan tantangan perubahan iklim yang mengakibatkan banyak ketidakpastian di berbagai sektor, bahkan di industri teh global. Pertumbuhan ekonomi global mengalami perlambatan pada tahun 2021, 2022, bahkan diperkirakan sampai dengan 2023 akibat laju inflasi global yang meningkat sejak pandemi COVID-19 dan berlanjut pada invasi Rusia ke Ukraina yang menimbulkan disrupsi supply chain global. Banyak negara terdampak inflasi ini termasuk negara konsumen dan produsen teh terbesar dunia. Kenaikan harga ini sangat berdampak pada sektor perkebunan seperti industri teh yang berkarakter energy-intensive yang telah menyebabkan lonjakan biaya produksi dari hulu sampai hilir. Di sisi lain, pada kondisi pandemi dan post pandemi, industri teh cukup diuntungkan karena produk teh memiliki manfaat kesehatan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi daya tahan tubuh bahkan akan meningkat permintaan pertahunnya selama 2022 – 2025, meskipun dunia masih akan dihadapkan kondisi over supply. Selain pandemi, dampak perubahan iklim yang terjadi selama dasawarsa terakhir seperti anomali iklim, kekeringan, kebakaran, banjir, kelangkaan sumber daya, hilangnya spesies serta suhu ekstrim di beberapa kota di seluruh dunia serta pemanasan global karena tingginya emisi karbon dapat mempengaruhi keberlanjutan industri teh. Untuk itu dibutuhkan kemampuan adaptasi-mitigasi dan memperhatikan faktor lain seperti tren pasar, volatilitas harga, masalah tenaga kerja, serta hambatan perdagangan dalam menciptakan value chain dan supply chain industri dan bisnis teh yang lebih berkelanjutan. Berbagai upaya strategi resilience jangka pendek dan panjang yang dilakukan oleh stakeholder industri teh Indonesia di masa krisis dan ketidakpastian di masa depan. Upaya resilience jangka pendek difokuskan pada upaya mempertahankan industri teh agar tetap efisien dan adaptasi selama masa krisis, sedangkan upaya resilience jangka panjang difokuskan pada upaya menciptakan iklim dan inovasi value chain dan supply chain industri teh Indonesia yang kompetitif dan berkelanjutan.